Pola perilaku makan ini hampir dilakukan oleh 61 persen dari 2.000 orang dalam penelitian mengenai garam yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Tapi hanya sepertiga yang menyadari peningkatan risiko stroke atau 34 persen atau batu ginjal dan penyakit ginjal 27 persen.Survei ini dilakukan oleh sekelompok ahli yang khawatir dengan kemungkinan efek garam pada kesehatan, untuk menandai Pekan Kesadaran Garam Nasional. Manajer kampanye dan ahli gizi Jenner Katharine berkata: "Tidaklah mengherankan orang enggan untuk mengurangi garam dalam makanan mereka ketika mereka berpikir makan terlalu banyak garam tidak akan mempengaruhi kesehatan mereka.”
Menurut Katharine, sekitar 75-80 persen dari yang kita makan tersembunyi garam dalam makanan sehari-hari seperti roti, produk daging, sarapan sereal dan makanan olahan lain. "Untuk mengurangi asupan garam Anda, cobalah untuk membaca label produk dan memilih opsi garam rendah, juga mencoba menggunakan bahan-bahan garam lebih rendah dan tidak menambahkan garam selama memasak atau di meja, dan menghindari makanan asin ketika makan di luar."
Professor Graham MacGregor, seorang ahli obat kardiovaskular di Wolfson Institute of Preventive Medicine, bagian dari Queen Mary University of London dan London NHS Trust, mengatakan bahwa tidak perlu jumlah garam tinggi orang bisa terkena stroke dan penyakit jantung , “dan ada bukti yang meningkat bahwa asupan garam dihubungkan dengan kanker perut, osteoporosis, obesitas dan batu ginjal dan penyakit ginjal.”
"Saat ini, industri makanan bertanggung jawab dengan konsumsi garam yang tinggi. Sangat penting jika kita mengurangi konsumsi garam maksimal yang dianjurkan dengan target enam gram per hari atau kurang dari itu. Ini dapat membuat perbedaan besar untuk kesehatan dan masa depan anak-anak. "
The Food Standard Agency (FSA) mengatakan, saat ini konsumsi garam rata-rata dari orang Inggris mencapai 8,6 gram per hari.
Obrolan
0 komentar:
Posting Komentar