Breaking News
Loading...
Rabu, 24 Februari 2010

Data Korban Longsor Ciwidey Masih Semrawut

JAKARTA - Pemerintah mengakui data penanganan korban longsor di Pasirjambu Ciwidey, Kabupaten Bandung masih simpang siur. Hal itu terjadi  akibat gangguan sarana komunikasi di lokasi.

Deputi I Bidang Kerawanan Sosial Kementerian Kerawanan Kesra, Asep karsidi mengatakan bahwa gangguan sinyal membuat koordinasi pusat dan daerah untuk penanganan bencana jadi terganggu.

“Saya menjalin komunikasi  pukul 5 pagi, tapi sampai saat ini belum dapat update karena sinyal yang jelek,” jelas Asep, Rabu (24/2/2010).

Dia beranji putusnya sarana komunikasi tidak akan berjalan lama meski jadi kendala utama. Sementara itu, satuan reaksi cepat penanganan bencana BNPB, serta tim SAR sudah diterjunkan untuk membantu evakuasi korban.

Sebelumnya, Kepala Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, Tritarayati  mengatakan bahwa hingga pukul 24 kemarin korban tewas longsor di Ciweidey berjumlah 38 orang. Sementara  Kepala Subdit Mitigasi dan Bencana Alam Kementerian Sosial Adi Karyono menyatakan korban tewas 11 orang dan 65 masih tertimbun, dan 250 kk mengungsi.

Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh okezone dari Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencanan (BNPN), hingga pukul 10.00 WIB tercatat korban yang berhasil diidentifikasi berjumlah enam orang.

Sementara itu menurut dia, saat ini Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Kesra Agung Laksono, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsi, Menteri PU Joko Kirmanto, dan Menteri Sosial Salim Assegaf Aljufrie sedang meninjau di lokasi bencana.

Dilaporkan Koran Seputar Indonesia Lokasi bencana longsor di Perkebunan Teh Dewata, Kampung Dewata,Desa Tenjolaya,Kecamatan Pasirjambu,Kabupaten Bandung ini mencakup tiga RT.

Longsor setinggi 300 meter dengan lebar 100 meter itu, selain menimpa rumah penduduk juga menimbun sebuah gedung olahraga (GOR),kantor perkebunan teh, bangunan koperasi karyawan, dan Puskesmas Pembantu (Pustu) Perkebunan Dewata.

Lokasi yang terkena longsor merupakan kawasan paling ramai atau “pusat kota”perkebunan itu. Selain sebagai hunian, di lokasi itu juga ada bangunan SD.

Membutuhkan waktu sekitar tiga jam dari ibu kota Kecamatan Pasirjambu. Kondisi jalannya beraspal,namun kini sudah rusak.

Lokasi yang cukup jauh dan ruas jalan dipenuhi bebatuan, membuat sejumlah petugas kesulitan mencapai lokasi longsor. Selain itu,wartawan kesulitan berkomunikasi melalui telepon selular, karena lokasi longsor berada di pedalaman sehingga tidak bisa menangkap sinyal.

Di sekitar lokasi, terdapat tiga pabrik pengolahan teh yakni pabrik teh jepang, teh hijau, dan teh hitam. Di pabrik ini, ada ratusan rumah atau bedeng yang dihuni buruh perkebunan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan