Harga minyak mentah di bursa New York naik hingga mencetak rekor tertinggi dalam seminggu terakhir. Pasalnya, para investor maupun pemerintah AS merasa bahwa permintaan minyak bakal naik di tengah badai salju dahsyat yang menimpa kawasan timur laut AS.
Menurut laman harian The Wall Street Journal, berdasarkan perdagangan Rabu sore waktu New York (Kamis dini hari WIB), harga minyak light sweet untuk kontrak Maret naik 77 sen (1 persen) menjadi US$74,52/barel. Perdagangan di hari itu cukup sering berubah dengan pergerakan harga mulai dari US$72,60/barel hingga US$74,97/barel.
Salju yang tengah menebal di kawasan timur laut AS, termasuk Ibukota Washington DC, membuat para pelaku pasar optimistis bahwa permintaan produk minyak seperti minyak penghangat akan meningkat dan ini juga berpengaruh pada permintaan minyak mentah.
Tanda-tanda itu mulai terlihat saat Departemen Energi AS Rabu lalu memperkirakan bahwa tingkat permintaan minyak secara global selama triwulan pertama tahun ini akan naik 2,1 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu menjadi 85,18 juta barel per hari.
Sepanjang 2010, konsumsi minyak tingkat global diperkirakan naik 1,4 persen menjadi 85,3 juta barel per hari. Demikian perkiraan Departemen Energi AS dalam laporan "Short-Term Energy Outlook." Menimbang badai salju dahsyat di Washington DC, pemerintah pun menunda pengumuman mingguan stok minyak di AS, yang biasanya dilakukan setiap Rabu kali ini ditunda menjadi Jumat esok.
Carl Larry, pengamat dari Oil Outlooks and Opinions di Houston menilai bahwa proyeksi dari pemerintah AS itu menandakan bahwa tingkat permintaan minyak akan menguat dan begitu pula pemulihan ekonomi. Ini merupakan kabar baik bagi pasar minyak.
Home
»
»Unlabelled
» Salju di AS Menebal, Harga Minyak pun Naik
Salju di AS Menebal, Harga Minyak pun Naik
12.14
0 komentar:
Posting Komentar