Breaking News
Loading...
Rabu, 17 Februari 2010

37 Titik di Kediri Rawan Banjir

Kediri - Badan Kesejahteraan Kebangsaan Perlindungan Masyarakat (Bakesbanglinmas) Kabupaten Kediri  mengemukakan 37 titik rawan bencana banjir.

Kepala Bakesbanglinmas Ruslan Effendi mengatakan ke-37 titik rawan banjir tersebut tersebar di 15 kecamatan. Mereka adalah Kecamatan Mojo, Ngancar, Grogol, Kandangan, Gampengrejo, Wates, Puncu, Purwoasri, Papar, Semen, Ngadiluwih, Banyakan, Pare, Tarokan, dan Kras. “Paling rawan adalah Gampengrejo dengan delapan lokasi,” kata Ruslan kepada Tempo, Rabu (17/2).

Delapan lokasi ini meliputi Desa Gampeng, Turus, Nambaan, Kali Bedo, Putih, Sambiresik, Wono Catur, dan Waneng Tengah. Daerah tersebut merupakan kawasan aliran sungai Kresek yang tidak dilengkapi talud. Sehingga ketika terjadi peningkatan debit air sungai langsung menggenangi areal pertanian dan pemukiman warga.

Kondisi ini, menurut Ruslan, masih diperparah dengan tekstur tanah berpasir yang mudah tergerus. Sehingga warga setempat hanya bisa memasang batu kali berkawat atau bronjong untuk menahan tebing sungai. “Bronjong ini cukup membantu meski tidak bisa mencegah banjir,” kata Ruslan.
Masyarakat diminta mewaspadai musim penghujan yang memicu peningkatan debit air sungai beberapa hari terakhir ini.
Selain ancaman banjir, delapan kecamatan juga berpotensi tanah longsor. Mereka adalah Kecamatan Mojo, Ngancar, Grogol, Kandangan, Gampengrejo, Puncu, Semen, Banyakan, dan Tarokan. Kecamatan Mojo dan Semen tercatat paling besar memiliki resiko longsor. Daerah tersebut meliputi Desa Jugo, Ngetrep, Ponggok, dan Pamongan di Kecamatan Mojo serta Desa Kedak, Selopanggung, Kanyoran, dan Joho di Kecamatan Semen.

Untuk meminimalisir potensi longsor yang terjadi di lereng Gunung Wilis tersebut pemerintah terus menyelesaikan pembangunan plengsengan di kawasan itu. Sebab setiap tahun jalur tersebut selalu terputus oleh longsornya tanah bercampur kayu pinus dan batu. “Ini seperti bencana tahunan,” kata Ruslan.

Suparmi, 57, salah satu warga Desa Jugo, Kecamatan Mojo mengatakan intensitas bencana longsor ini semakin tinggi menyusul pembangunan jalan tembus Kediri – Ponorogo. Jalur yang menembus kawasan Gunung Wilis ini memangkas lereng tebing yang curam hingga kerap menimbulkan longsor. “Sudah banyak rumah yang hancur diterjang batu,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan