Breaking News
Loading...
Rabu, 17 Februari 2010

Harga Minyak Berhasil Tembus US$77/barel

VIVAnews - Harga minyak mentah di bursa New York melonjak hampir 4 persen. Kenaikan terjadi di tengah melemahnya kurs dolar atas sejumlah mata uang utama lainnya, seperti euro dan yen. Para investor pun banyak yang kembali bermain di aset-aset yang lebih berisiko seperti perdagangan minyak.

Stasiun televisi CNN mengungkapkan bahwa berdasarkan transaksi Selasa sore waktu New York (Rabu dini hari WIB), harga minyak light sweet untuk kontrak Maret naik US$2,88 (3,8 persen) menjadi US$77,01/barel.

Menurut pengamat, harga minyak naik secara signifikan akibat melemahnya kurs dolar atas euro, pound sterling, dan yen.

Dalam perdagangan valuta asing Selasa kemarin, kurs dolar atas yen melemah dari 90 yen menjadi 89,92 yen. Nilai tukar dolar atas euro pun merosot, yaitu dari US$1,3597 menjadi US$1,3639. Itulah yang turut membuat harga minyak mentah sedikit naik.

Naiknya kurs euro atas dolar itu menandakan bahwa euro kembali mendapat kepercayaan dari para pelaku pasar setelah para pemimpin Uni Eropa pekan lalu menanggapi serius krisis keuangan yang terjadi di Yunani karena berpotensi menyebar ke negara-negara lain dan pada akhirnya bisa merusak kepercayaan pasar atas euro.   

Pekan ini, para menteri keuangan Eropa bertemu merumuskan formula yang tepat untuk membantu Yunani dan negara-negara lain yang mengalami masalah serupa, yaitu Spanyol, Portugal, dan Irlandia. Yunani pun sudah didesak untuk segera melakukan pengetatan anggaran sebagai langkah awal menyelamatkan negara itu dari krisis utang.

Langkah Uni Eropa itulah yang membuat kurs euro atas dolar menguat. Imbasnya, para pelaku pasar minyak pemegang non-dolar kembali antusias untuk bertransaksi sehingga harga minyak mentah menguat.

"Sentimen itu tampaknya berubah secara drastis sejak akhir pekan lalu," kata James Cordier, pengamat dari Liberty Trading Group kepada CNN. "Transaksi aset-aset yang lebih berisiko kembali bergairah dan indeks di pasar saham pun naik serta kontrak minyak mentah diperdagangan secara antusias," lanjut Cordier.  

Sementara itu, naiknya harga minyak juga dipengaruhi oleh ketegangan yang makin meningkat atas isu nuklir Iran, salah satu produsen utama minyak mentah dan punya pengaruh besar atas jalur distribusi minyak di Timur Tengah.

Ketegangan itu terkait dengan kegelisahan negara-negara Barat setelah Iran pekan lalu terang-terangan mengaku mampu mengolah uranium ke tahap lanjut sehingga negara tersebut kini dipandang mampu membuat hulu ledak nuklir. Namun, Iran berkali-kali menegaskan bahwa pengolahan uranium hanya untuk kepentingan sumber energi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan