Breaking News
Loading...
Jumat, 12 Februari 2010

Semua Warga Tionghoa Rayakan Imlek

Penasihat DPP Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Andreas Acui Simanjaya mengatakan, pada intinya perayaan Imlek atau dimulainya tahun baru bagi masyarakat Tionghoa adalah untuk memperkuat hubungan silaturahmi, baik antara keluarga maupun dengan masyarakat sekitar.

"Imlek dirayakan oleh hampir semua warga Tionghoa di dunia, apa pun agama dan kepercayaan yang mereka anut," kata Andreas Acui Simanjaya di Pontianak, Jumat (12/2/2010).

Seminggu menjelang Imlek, umumnya warga Tionghoa yang merayakan mulai membersihkan rumah dan membeli kursi atau meja baru untuk menerima tamu yang akan datang bersilahturahmi. Sementara sebagian lagi ada yang memasang hiasan-hiasan tahun baru yang terbuat dari guntingan kertas merah.

"Bentuknya beragam. Ada nenas merah, lampu hias, maupun tempelan kata-kata harapan dalam huruf kanji," kata dia.

Isinya antara lain tentang kebahagiaan, kekayaan, panjang umur, serta kemakmuran. "Sebagian keluarga juga masih melakukan tradisi sembahyang terhadap leluhur. Bermacam-macam buah diletakkan di depan altar dengan hio atau dupa yang menyala," kata Andreas Acui Simanjaya.

Pada malam Imlek akan diadakan acara makan bersama yang dihadiri setiap anggota keluarga. Makanan untuk bersantap bersama biasanya menu favorit suatu keluarga.

"Dalam kesempatan perjamuan ini semua anggota keluarga yang berkumpul saling bertukar kabar dan pengalaman yang secara tidak langsung merupakan renungan atau refleksi terhadapat apa yang telah dijalani setahun yang telah berlalu," katanya.

Kemudian juga dibicarakan bagaimana rencana tahun mendatang serta harapannya. Ia menyebutkan, pada hari pertama Imlek semua anggota keluarga akan bangun pagi-pagi. Yang muda memberi hormat dan menyalami orangtua dan sanak keluarga yang tinggal dalam rumah tersebut.

Andreas Acui mengatakan, biasanya dimulai dari anak-anak berlutut memohon ampunan dan doa dari orangtua. "Kemudian saudara yang lebih muda pada yang tua dan selanjutnya istri dengan suami, semacam sungkeman. Nah, yang lebih tua biasanya memberikan angpau, yaitu amplop merah berisi uang yang jumlahnya sesuai kemampuan yang memberi," kata mantan calon anggota DPD Kalbar itu.

Angpau dimaksudkan menjadi bekal rezeki saat memasuki Tahun Baru Imlek. Rangkaian perayaan Imlek berlangsung selama 15 hari dengan acara puncak yang dikenal sebagai Cap Goh Meh (hari ke-15). "Biasanya akan dimeriahkan dengan pawai lentera, naga barongsai, dan khususnya Kalbar ada tatung," kata dia.

Satu harapan yang sama dari semua yang merayakan dalam memasuki Tahun Baru Imlek adalah kehidupan yang lebih baik di semua hal setahun mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan