Breaking News
Loading...
Kamis, 11 Februari 2010

Pertumbuhan Ekonomi Sumut 2009 Melambat Dibanding Tahun Sebelumnya

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2009 melambat dibanding tahun sebelumnya, hal itu tergambar dalam laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumut atas dasar harga konstan 2000 menurut sektor lapangan usaha berkisar 5,07 persen dari tahun 2008 berkisar 6,36 persen.
Demikian Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut Drs Alimuddin Sidabalok, MBA kepada wartawan ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (10/2) pagi.
Dikatakannya, meski laju pertumbuhan lebih melambat akibat imbas krisis ekonomi global di penghujung 2008-awal tahun 2009, tetapi pada tahun 2009 ini terjadi peningkatan ekonomi sebesar 5,07 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menurutnya peningkatan ini didukung pertumbuhan positif pada semua sektor ekonomi khususnya sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor yang berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi yakni 7,56 persen dibanding sektor ekonomi lainnya. Disusul sektor jasa 6,62 persen, sektor bangunan 6,54 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,14 persen, sektor listrik, gas dan air bersih 5,57 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 5,43 persen.
"Sedangkan sektor perekonomian lainnya hanya berhasil tumbuh di bawah lima persen," ujarnya.
Dominasi
Dalam kesempatan itu, Alimuddin juga memaparkan tahun 2009 sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur PDRB Sumut sebesar 23,29 persen diikuti sektor pertanian 23,03 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 19,01 persen, sektor jasa-jasa 10,45 persen, pengangkutan dan komunikasi 8,90 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,65 persen, sektor bangunan 6,30 persen, sektor pertambangan dan penggalian 1,37 persen dan sektor listrik, gas, air bersih 0,98 persen.
Lebih lanjut, pada tahun 2009 PDRB Sumut atas dasar harga berlaku mencapai Rp236,35 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp111,56 triliun.
Nilai Tambah
Alimuddin juga mengutarakan atas dasar harga berlaku sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar sepanjang tahun 2009 yakni sektor industri pengolahan Rp55,05 triliun, sektor pertanian Rp54,43 triliun, sektor perdagangan, hotel dan restoran Rp44,94 triliun, sektor jasa-jasa Rp24,70 triliun, sektor pengangkutan dan komunikasi Rp21,04 triliun, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Rp15,73 triliun, sektor bangunan Rp14,90 triliun.
Adapun sektor ekonomi lainnya yakni sektor pertambangan dan penggalian menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp3,23 triliun dan sektor listrik gas dan air bersih Rp2,32 triliun.
Sementara itu, pengeluaran konsumsi pemerintah bila dibandingkan 2008 mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 10,66 persen atau Rp10, 36 triliun sedangkan 2008 Rp9,37 triliun. Disusul pengeluaran konsumsi rumah tangga 7,72 persen dari Rp63,57 triliun, tahun 2008 menjadi 68,48 triliun tahun 2009.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan