Breaking News
Loading...
Jumat, 05 Februari 2010

Toni Imang: Naga Raksasa Itu Memang Ada

Munculnya binatang raksasa yang diyakini warga hulu Sungai Mahakam Kalimantan Timur sebagai naga ini dibenarkan oleh drs Toni Imang, Kabag Sosial, Kabupaten Kutai Barat. "Kebetulan yang disebut dalam berita itu adalah kampung halaman saya," katanya saat dihubungi via ponselnya, Jumat (5/2/2010).

Masyarakat Kutai Barat (Kubar), khususnya warga Mahakam Ulu, digemparkan kemunculan sepasang ular raksasa sebesar drum atau berdiameter sekitar 60 sentimeter, dengan panjang sekitar 40 meter. Ular raksasa itu terlihat meliuk di permukaan air di Riam Haloq, Kampung Long Tuyoq, Kecamatan Long Pahangai.

"Di masyarakat kami di pedalaman hulu Mahakam, binatang itu namanya lengian atau naga air. Sejak saya masih kecil, saya sudah mendengar cerita semacam itu. Secara fisik, saya belum pernah melihat binatang itu. Tetapi telapak naga yang ditinggalkan saat binatang seperti itu melintasi daratan, sawah, atau kolam saya pernah melihat," katanya.

Areal yang dilewati binatang itu biasanya rusak, pematang sawah hancur, tembok-tembok kolam juga terbelah. "Bebatuan saja bisa berantakan. Kami dulu berpikir, apakah terjadi gempa bumi? Mengapa hanya di daerah dekat-dekat sungai atau air, dan sangat lokal yang rusak," katanya.

Toni mendeskripsikan binatang seperti itu sungguh besar dan dianggap binatang ajaib oleh masyarakat setempat. Namun, kehadiran naga raksasa belum pernah terdokumentasi dalam rupa tulisan atau gambar, masih sebatas kabar dari mulut ke mulut. "Jangankan melihat, mendengar namanya saja kami sudah takut," katanya.

Saat ditanya, apakah kemunculan naga raksasa terkait dengan bakal terjadinya bencana atau banjir, Toni Imang mengatakan tidak tahu. "Wah, apa sejauh itu?" katanya seraya tertawa.

Ketika ditanya, apakah binatang itu muncul ke air karena mencari habitat baru atau karena terusik, dia mengatakan sangat mungkin karena di pegunungan mereka kekurangan air. "Biasanya mereka tinggal di gua-gua atau anak-anak sungai di hulu. Ketika menjadi besar, binatang itu kemudian mencari habitat baru yang lebih baik," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan