Tiga gigi milik Andi Susanto, korban ledakan rokok, saat ini mulai goyang. Tidak lama lagi, dokter akan mencabut giginya itu. Andi pun semakin sulit untuk makan karena 5 gigi sebelumnya telah tanggal.
“Giginya sekarang mau copot lagi 3. Harus cabut juga. Belum tahu biayanya berapa,” kata kakak Andi, Widia, pada detikcom lewat telepon, Senin (1/2).
Kondisi ini membuat sistem pencernaan Nuryadi agak terganggu. Terutama untuk proses mengunyah makanan. “Makannya harus dari pinggir lalu dibawa ke tengah,” lanjutnya.
Sebetulnya, kata Widia, Andi sudah diperbolehkan pulang sejak Minggu 31 Januari kemarin. Namun ternyata persoalan gigi ini menghambatnya pulang. Dokter perlu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
“Sambil nunggu perbannya kering. Sampai sekarang belum kering,” ceritanya.
Andi kini masih tergolek lemas di ranjang. Tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh pria asal Cibitung tersebut. Komunikasi juga belum bisa terlalu lancar.
“Mudah-mudahan setelah lukanya kering bisa langsung pulang,” harap Widia.
Andi Susanto (31) kehilangan lima giginya dan menerima 51 jahitan di bibir setelah rokok yang diisapkannya, Clas Mild produksi PT Nojorono, meledak pada 28 Januari 2010.
Keluarga Andi Konsultasi ke Kejagung, Tetap Tempuh Damai
Ibunda Andi Susanto, korban rokok yang meledak saat diisap, merupakan pegawai Kejaksaan Agung (Kejagung). Hari ini pihak keluarga akan berkonsultasi ke salah satu pejabat Kejagung untuk membahas penanganan kasus Andi. Namun, jalur damai tetap prioritas utama.
“Ibu kan jadi karyawan Kejagung. Nah, hari ini mau konsultasi ke atasannya sebelum ketemu sama orang Clas Mild,” kata Widia, kakak Andi, saat dihubungi lewat telepon, Senin (1/2).
Menurut Widia, pihaknya akan tetap menempuh jalan damai dengan Clas Mild. Hal itu sudah ditandai dengan pemberian uang sebesar Rp 5 juta, Minggu 31 Januari kemarin, sebagai uang muka pengobatan.
“Duit yang kemarin itu tanda jadi saja. Bukti bahwa kita mau berdamai,” lanjutnya.
Uang itu, imbuh Widia, dirasa belum cukup. Sebab, dalam waktu perawatan 3 hari saja di Rumah Sakit Adam Thalib, Cibitung, Kabupaten Bekasi, membutuhkan uang hingga Rp 6 juta.
“Belum lagi kalau untuk biaya pengobatan setelah dari rumah sakit. Harus copot perban dan sebagainya?” tutupnya.
Andi Susanto (31) kehilangan lima giginya dan menerima 51 jahitan di bibir setelah rokok yang diisapkannya, Clas Mild produksi PT Nojorono, meledak pada 28 Januari 2010. Andi adalah satpam yang bekerja di Cibitung, Bekasi.
http://hariansib.com/?p=109534
Home
»
»Unlabelled
» Misteri Rokok Meledak
Misteri Rokok Meledak
14.12
0 komentar:
Posting Komentar