Universitas Indonesia Gelar Ujian di 46 Kota
JAKARTA (Suara Karya): Universitas Indonesia (UI) terus mengembangkan model seleksi penerimaan mahasiswa barunya, yang lebih banyak menjangkau calon mahasiswa dari luar Jawa.
Hal itu terlihat pada pelaksanaan ujian Seleksi Masuk (Simak) UI yang bakal digelar secara serentak di 46 kota di Indonesia dan Malaysia pada 11 April 2010. "Perluasan lokasi ujian Simak UI untuk memudahkan calon mahasiswa dari luar Jawa agar mereka tak perlu ke Jakarta hanya untuk seleksi. Mereka bisa ikut ujian di panitia lokal yang ada di kota dekat tempat tinggalnya," kata Emil Budianto, Ketua Penerimaan Simak UI, di Jakarta, Selasa (2/3). Emil menambahkan, pembentukan panitia lokal di sejumlah kota di luar Jawa didasarkan atas permintaan banyak orangtua di daerah yang ingin ikut tes Simak UI, namun tidak memiliki dana berlebih untuk mendaftar ke Jakarta. "Akhirnya diputuskan untuk meluaskan lokasi ujian Simak UI hingga di 46 kota di Indonesia," ujarnya. Sebab, menurut Emil, Simak UI tidak ditujukan bagi kalangan kaya saja, tetapi juga keluarga tidak mampu asalkan memiliki kemampuan akademis. Penilaian lolos tidaknya didasarkan pada hasil tes seleksi masuk semata. "Begitu lolos seleksi, baru bicara soal sumbangan. Bagi mahasiswa kurang mampu tersedia beasiswa, terutama di kelas reguler," katanya. Banyak pilihan pada tes Simak UI, yaitu program pendidikan vokasi atau kejuruan untuk program diploma. Selain itu ada program sarjana dengan berbagai pilihan mulai dari kelas reguler, kelas paralel, kelas ekstensi, dan kelas khusus internasional. "Penerimaan mahasiswa baru untuk pendidikan vokasi, sarjana, dan sarjana ekstensi ini hanya dibuka satu kali dalam setahun, dengan masa perkuliahan dimulai September," katanya. Sedangkan seleksi penerimaan mahasiswa baru program spesialis, magister (S-2), doktor (S-3), dan profesi digelar setahun dua kali. Seleksi pertama digelar bersamaan dengan program S-1 reguler, dan seleksi semester genap dilakukan pada awal tahun dengan masa perkuliahan dilaksanakan pada Februari. Soal kelas internasional, Emil menjelaskan, memiliki kelebihan karena menganut sistem double degree atau dua gelar kesarjanaan dari universitas asing yang menjadi mitra UI. Saat ini ada 12 perguruan tinggi asing yang menjalin kerja sama dengan UI. Mahasiswa belajar dua tahun di UI dan dua tahun di perguruan tinggi asing di luar negeri. "Tersedia dua kelas pilihan apakah biaya sendiri atau beasiswa. Untuk kelas dengan program beasiswa, persyaratan lebih ketat karena jumlah kursi yang tersedia tak banyak, hanya sekitar 10-40 orang, tergantung penawaran dari universitas asingnya. Prancis memberi beasiswa cukup banyak, sekitar 40 orang," ujarnya. Tentang target peserta Simak UI, Emil mengatakan, pihaknya menargetkan seleksi tahun ini diikuti sekitar 80 ribu calon mahasiswa. Saat ini calon peserta sudah mencapai lebih dari separo target, sekitar 45 ribu orang. "Pendaftaran dilakukan secara online lewat www.penerimaan.ui.ac.id hingga 23 Maret 2010 mendatang," katanya. Soal biaya pendaftaran, Emil mengaku biayanya cukup besar, yakni Rp 500 ribu. Hal itu dilakukan karena UI harus membangun jaringan panitia lokal di 46 kota yang biayanya tidak sedikit. "Itulah yang membuat biaya tes Simak UI agak mahal. Tetapi, jika dilihat dari kuota dari Simak UI yang mencapai 55 persen, seleksi ini cukup menarik minat," kata Emil seraya menambahkan bahwa UI juga ikut model penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan pemerintah lewat SMPTN dengan kuota 20 persen.
0 komentar:
Posting Komentar