Carlo Ancelotti selalu menyebut Turnbull akan beraksi di Liga Champions karena Petr Cech dan Hilario masih berkutat dengan cedera. Agak riskan memang menurunkan kiper yang minim jam terbang, tetapi Ancelotti tidak memiliki pilihan lain.
Sementara itu beragam penyelamatan yang dilakukan oleh Julio Cesar baik itu bersama Inter maupun timnas Brasil membuat namanya harum seantero jagat. Tetapi bukan berarti penampilannya tanpa cacat. Gol Chelsea pada leg pertama lebih dikarenakan kesalahan Cesar dalam mengantisipasi bola.
Inter berharap Cesar tampil prima pada leg kedua ini karena serangan bergelombang Chelsea akan berasa lebih ganas saat bermain di Stamford Bridge.
John Terry dikenal memiliki kemampuan istimewa dalam menggalang pertahanan. Bek timnas Inggris itu mampu membaca arah datangnya bola dengan baik, tangguh kala berduel bola-bola atas dan bukan lawan yang mudah untuk dilewati.
Di leg pertama Terry melakukan kesalahan fatal di awal pertandingan dengan memberi Milito ruang bebas. Tak ayal penyerang asal Argentina itu langsung mengoyak gawang Chelsea.
Leg kedua nanti pertarungan antara dua pemain ini dipastikan berlangsung seru. Terry tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, sedangkan Milito ingin menambah gol untuk mengamankan peluang lolos ke perempat-final.
Frank Lampard sudah lama menjadi idola publik Stamford Bridge, aksinya selalu mengundang decak kagum tak heran dia menjadi sosok paling penting di sektor tengah Chelsea.
Kepintarannya dalam mendistribusikan si kulit bundar tidak diragukan, kemampuan tersebut disempurnakan oleh keahlian dalam melakukan tendangan jarak jauh.
Sedangkan kebintangan Wesley Sneijder baru bersinar lagi setelah 'dicampakkan' Real Madrid musim panas tahun lalu.
Kerinduan Inter akan sosok playmaker mampu dijawab Sneijder yang memang memiliki kepiawaian dalam mengatur serangan. Umpan-umpan matang pemain asal Belanda ini selalu memanjakan duet penyerang Inter baik itu Diego Milito maupun Samuel Eto'o.
Inter nyaris tak pernah kalah setiap kali Sneijder bermain, hanya Catania yang mampu mematahkan catatan baik pemain asal Belanda tersebut pekan lalu.
Gagal mencetak gol di Giuseppe Meazza bukan berarti penyerang asal pantai gading ini akan menemui kegagalan di leg kedua.
Drogba dengan kekuatan fisiknya memang menjadi sosok yang menakutkan bagi semua barisan pertahanan lawan. Terakhir dia ikut menyumbang dua gol kemenangan Chelsea atas
Disiplin merupakan kata wajib yang dipegang oleh Lucio. Setidaknya hal ini dia buktikan kala mematikan Didier Drogba di Meazza pada leg pertama.
Ketakutan jika Drogba akan mengandalkan kekuatan fisiknya ternyata tidak terbukti karena Lucio mampu mengimbangi hal tersebut dengan tackling nya yang menjurus sempurna hingga membuat Drogba mati kutu.
Carlo Ancelotti vs.
Selain pertarungan antar pemain top dunia di tengah lapangan, adu taktik antara dua pelatih jenius Carlo Ancelotti dan
Reputasi kedua pelatih tidak bisa diragukan pihak manapun. Kehadiran Ancelotti ke Stamford Bridge menjadikan tim tersebut memiliki pola serangan yang mematikan namun diimbangi pula oleh kuatnya pertahanan.
Sedangkan 'The Special One' terkesan lebih mementingkan hasil akhir ketimbang mengedepankan keindahan sepakbola. Berkat strategi ini pula Inter dikenal sebagai tim yang memainkan bola efektif. Kuat kala diserang dan tajam ketika melakukan serangan balik.
Bisa dikatakan kedua pelatih mengenal baik masing-masing kekuatan lawan. Pengalaman Ancelotti kala berkiprah bersama AC Milan membuatnya selalu memeras otak kala laga bergengsi Derby della Madonnina digelar. Sebaliknya harus diakui jika Jose Mourinho lah yang meletakkan pondasi kuat kehebatan Chelsea selama ini, tak heran jika dia sempat berseloroh semakin Inter mengetahui kekuatan Chelsea, hal itu semakin membahayakan tim.
0 komentar:
Posting Komentar