JAKARTA - Mabes Polri mencurigai kelompok orang yang berlatih di Aceh merencanakan serangan teror baru di Indonesia. Mereka menyusun rencana itu dengan teliti dan sedang dalam tahap akhir sebelum bertindak.
''Itu berdasar beberapa pengakuan anggota kelompok yang tertangkap. Aksinya di mana masih dalam penyelidikan,'' kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Edward Aritonang di Mabes Polri kemarin.
Dalam operasi itu, korps Bhayangkara mengakui adanya korban jiwa. Karena itu, selain Detasemen Khusus 88 Mabes Polri, mabes akan mengirim tim divisi profesi pengamanan (propam) ke Serambi Makkah itu. ''Tim propam akan melakukan penyelidikan mengapa sampai tertembak. Tapi, info terakhir, dia ditembak karena akan melarikan diri dan melawan,'' kata Edward Aritonang di Mabes Polri kemarin.
Polisi sudah menangkap 14 orang yang diduga anggota kelompok teroris. ''Kami akan bawa mereka ke Jakarta untuk mempermudah penyidikan,'' kata mantan tenaga ahli Lemhanas itu.
Ke-14 tersangka yang ditangkap dalam keadaan hidup itu berinisial YZ, SAS, ZN, NR, SA, HL, HB, NK, AK, DS, AF, AN, HB, dan DS. Satu orang yang diduga teroris tewas berinisial AB. ''Dia membawa senjata api laras panjang dan peluru,'' katanya.
Kemarin sore aparat masih berada di Seulimum, Aceh Besar. Mereka menggunakan dukungan bantuan helikopter untuk mengejar beberapa anggota kelompok yang belum tertangkap. ''Operasi masih berlangsung sampai semua terungkap,'' kata Edward.
Dalam penanganan teroris yang berlangsung sejak 20 Februari lalu, polisi menyita 4 pucuk senjata api laras panjang, 24 magasin lengkap dengan peluru, granat asap, pakaian loreng, dan sejumlah dokumen.
Para tersangka tersebut akan disangka dengan Undang-Undang Teroris Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme. Menurut dia, Polri masih mengejar orang-orang yang telah ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO). ''Identitas mereka sudah diketahui. Jumlahnya jauh lebih besar daripada yang telah ditangkap,'' katanya.
Kelompok itu, kata Edward, berlatih baris-berbaris, menembak, dan perkelahian jarak dekat. ''Selain senjata api, mereka menggunakan pisau dan pedang.''
Sementara itu, anggota Densus 88 kembali menembak mati seorang pria yang diduga sebagai anggota Jamaah Islamiyah (JI) dalam perburuan jaringan teroris di Aceh. Dia bernama Abdullah Ismail, 30, warga Lamtahot, Seuliman, Aceh Besar. Abdullah tewas setelah tertembak dalam sweeping aparat di Pante Creung, Padang Tiji, Sigli.
Aparat membawa Abdullah dari lokasi penembakan ke RS Sigli untuk keperluan otopsi. Keluarga membenarkan bahwa jenazah tersebut bernama Abdullah.
Jumat, 05 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar