Wapres Boediono memang menolak mundur karena tidak mau disebut pemimpin yang lari dari tanggung jawab. Namun pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu siap meninggalkan kursi wapres asal MPR memutuskan demikian.
"Bila mayoritas wakil rakyat di MPR menghendaki dan bila semua ketentuan dalam UUD dan peraturan perundangan terpenuhi, apapun keputusan akhir MPR akan saya patuhi," kata Boediono dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (5/3/2010).
Sebelumnya Boediono menyatakan menolak mundur karena tidak mau disebut sebagai pemimpin yang lari dari tanggung jawab. Dengan mengundurkan diri saat ini, Boediono juga akan mengkhianati Presiden SBY karena meninggalkannya.
"Tuntutan sebagian pihak tersebut saya dengar. Tapi, bila saya memenuhi tuntutan tersebut, saya akan tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin yang lari dari tanggung jawab, sebagai pemimpin yang melecehkan kehendak rakyat yang telah memberikan suara. Di samping itu, saya tidak akan mengkhianati kepercayaan Presiden dan meninggalkan beliau," tandas Boediono.
"Bila mayoritas wakil rakyat di MPR menghendaki dan bila semua ketentuan dalam UUD dan peraturan perundangan terpenuhi, apapun keputusan akhir MPR akan saya patuhi," kata Boediono dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (5/3/2010).
Sebelumnya Boediono menyatakan menolak mundur karena tidak mau disebut sebagai pemimpin yang lari dari tanggung jawab. Dengan mengundurkan diri saat ini, Boediono juga akan mengkhianati Presiden SBY karena meninggalkannya.
"Tuntutan sebagian pihak tersebut saya dengar. Tapi, bila saya memenuhi tuntutan tersebut, saya akan tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin yang lari dari tanggung jawab, sebagai pemimpin yang melecehkan kehendak rakyat yang telah memberikan suara. Di samping itu, saya tidak akan mengkhianati kepercayaan Presiden dan meninggalkan beliau," tandas Boediono.
Obrolan
0 komentar:
Posting Komentar