Denpasar (ANTARA News) - Pengunjung obyek wisata Pura Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Bali, bertepatan masa libur akhir 2009 - tahun baru 2010, hingga Minggu sore menyongsong matahari terbenam, masih terus melimpah.
Ribuan pengunjung bagai dikomando, langsung bertepuk tangan serentak saat sang surya terbenam, yang seolah masuk ke perairan laut di ujung nan jauh tak terkira, demikian ANTARA melaporkan dari salah satu obyek wisata favorit Pulau Dewata itu.
"Pemandangan matahari terbenam sore ini begitu cantik, sorot bulatnya terlihat jelas walaupun bagian tengahnya sedikit tertutup awan," demikian di antaranya komentar yang terdengar dari rombongan wisatawan yang mengabadikan detik-detik sang surya kembali ke peraduannya itu.
Sore hingga petang itu, di areal gardu pandang di atas tebing kawasan Pantai Tanah Lot, terlihat deretan wisatawan dengan aneka jenis kamera foto dan kamera video guna mengabadikan detik-detik matahari terbenam tersebut.
Setelah sorot matahari tak lagi terlihat, wisatawan asing maupun domestik yang sejak satu-dua jam sebelumnya membaur menunggu detik-detik matahari terbenam, berangsur pergi ke warung-warung minum, pusat oleh-oleh atau beranjak ke tujuan masing-masing.
Masih terus membludaknya pengunjung masa liburan sejak akhir tahun hingga tahun baru hari ketiga ini, juga terlihat dari melimpahnya parkir kendaraan yang sampai meluber ke jalan keluar kawasan wisata Tanah Lot.
Pihak Badan Pengelola Obyek Wisata Tanah Lot yang dipimpin I Made Sujana, mengakui masih terus melimpahnya pengunjung yang setiap hari mencapai ribuan orang itu, hanya saja data pastinya masih dalam proses penyusunan.
Telah menjadi kebiasaan, pengunjung obyek wisata dengan keunikan keberadaan pura di atas bukit cadas yang saat air laut pasang terpisahkan dari daratan Pulau Bali itu, begitu melimpah bertepatan menyongsong matahari terbenam.
Pengunjung yang menggunakan mobil dengan enam penumpang, dikenakan tarif masuk Rp50 ribu, dan bebas menjelajahi seluruh kawasan wisata Tanah Lot. Hanya saja yang ingin masuk ke goa di bawah pura maupun naik ke pura, harus mengenakan pakaian adat dan dalam jumlah terbatas.
Wisatawan domestik maupun asing yang ke Tanah Lot selain untuk menikmati dan mengabadikan keindahan pemandangan pura dengan latar belakang matahari terbenam itu, banyak di antaranya yang sekaligus melakukan persembahyangan sesuai ajaran agama Hindu di Bali.(*)
Ribuan pengunjung bagai dikomando, langsung bertepuk tangan serentak saat sang surya terbenam, yang seolah masuk ke perairan laut di ujung nan jauh tak terkira, demikian ANTARA melaporkan dari salah satu obyek wisata favorit Pulau Dewata itu.
"Pemandangan matahari terbenam sore ini begitu cantik, sorot bulatnya terlihat jelas walaupun bagian tengahnya sedikit tertutup awan," demikian di antaranya komentar yang terdengar dari rombongan wisatawan yang mengabadikan detik-detik sang surya kembali ke peraduannya itu.
Sore hingga petang itu, di areal gardu pandang di atas tebing kawasan Pantai Tanah Lot, terlihat deretan wisatawan dengan aneka jenis kamera foto dan kamera video guna mengabadikan detik-detik matahari terbenam tersebut.
Setelah sorot matahari tak lagi terlihat, wisatawan asing maupun domestik yang sejak satu-dua jam sebelumnya membaur menunggu detik-detik matahari terbenam, berangsur pergi ke warung-warung minum, pusat oleh-oleh atau beranjak ke tujuan masing-masing.
Masih terus membludaknya pengunjung masa liburan sejak akhir tahun hingga tahun baru hari ketiga ini, juga terlihat dari melimpahnya parkir kendaraan yang sampai meluber ke jalan keluar kawasan wisata Tanah Lot.
Pihak Badan Pengelola Obyek Wisata Tanah Lot yang dipimpin I Made Sujana, mengakui masih terus melimpahnya pengunjung yang setiap hari mencapai ribuan orang itu, hanya saja data pastinya masih dalam proses penyusunan.
Telah menjadi kebiasaan, pengunjung obyek wisata dengan keunikan keberadaan pura di atas bukit cadas yang saat air laut pasang terpisahkan dari daratan Pulau Bali itu, begitu melimpah bertepatan menyongsong matahari terbenam.
Pengunjung yang menggunakan mobil dengan enam penumpang, dikenakan tarif masuk Rp50 ribu, dan bebas menjelajahi seluruh kawasan wisata Tanah Lot. Hanya saja yang ingin masuk ke goa di bawah pura maupun naik ke pura, harus mengenakan pakaian adat dan dalam jumlah terbatas.
Wisatawan domestik maupun asing yang ke Tanah Lot selain untuk menikmati dan mengabadikan keindahan pemandangan pura dengan latar belakang matahari terbenam itu, banyak di antaranya yang sekaligus melakukan persembahyangan sesuai ajaran agama Hindu di Bali.(*)
COPYRIGHT © 2010
0 komentar:
Posting Komentar