Di tengah kehancuran dan penderitaan yang teramat besar di Haiti, sebagian orang menanggapi bencana gempa ini dengan iman.
Ketika matahari mulai terbenam di ibukota Port-au-Prince, selama beberapa jam suasana surga seperti turun di sudut kota yang hancur.
Beberapa mil dari pusat gempa, pria, wanita dan anak-anak, kebanyakan dari mereka telah kehilangan segalanya, sedang menyanyikan "Blessed Assurance, Jesus is Mine".
"Banyak orang yang datang kepada Kristus. Bahkan sebelum khotbah dimulai orang-orang mulai berjalan ke depan dan menyerahkan hidup mereka kepada Yesus," ujar Pastor Janet dari gereja Church of God di Port-au-Prince.
Janet mengerti satu atau dua hal mengenai khotbah. Selama beberapa tahun terakhir ia telah menggembalakan 3.000 anggota jemaat gereja Tuhan. Tapi sekarang gempa telah menyebabkan kesulitan bagi gerejanya.
"Gedung gereja mulai bergoncang ke kiri dan ke kanan," ujarnya. "Sekitar 250 orang sedang berkumpul saat itu dan bersiap-siap untuk melakukan babtisan. Kami semua segera berlarian ke pintu."
Namun enam orang di antara mereka tidak dapat keluar tepat waktu dan meninggal. Pastor Janet kehilangan rumahnya. Pastor Janet saat ini telah menjadi salah satu di antara ratusan orang dalam sebuah komunitas yang saat ini memiliki sebuah tempat baru dan menamakannya rumah.
"Tuhan mengatakan kepada saya bahwa gereja harus tetap dilanjutkan meskipun kesulitan menghadang," ia menambahkan. "Jadi, saat ini kami mengadakan kebaktian di tenda-tenda setiap hari."
Bagi Himide Oreste (41) dan delapan orang anaknya, pertemuan ibadah setiap hari membawa kehidupan baru bagi mereka.
"Saya telah memutuskan kemarin untuk memberikan hidup saya sepenuhnya kepada Yesus Kristus untuk pertama kalinya," ujar Oreste. "Saya tahu Dia telah menyelamatkan saya dan keluarga dari gempa."
Bagi yang lainnya seperti Mathurin Wislin, selamat dari gempa berarti memperoleh kesempatan kedua.
"Saya menjauh dari Tuhan selama bertahun-tahun, tapi sejak gempa saya telah kembali mengabdikan hidup saya kepada-Nya," ujar Wislin.
Kisah kesaksian ini menjadi musik di telinga Pastor Janet yang percaya bahwa Tuhan akan menggunakan tragedi ini untuk menarik lebih banyak orang datang kepada-Nya.
"Haiti selalu dikenal sebagai bangsa pengikut voodoo," ujar Pastor Janet. "Tapi saya berdoa bahwa hal itu akan berubah. Setiap orang di gereja kami telah berpuasa semenjak hari terjadinya gempa, memohon pada Tuhan untuk memulihkan bangsa kami sehingga suatu hari nanti kami dapat menjadi terang bagi Yesus."
0 komentar:
Posting Komentar