Tujuh warga pengikut aliran baru yang disebut Puang Malea ini diamankan polisi. Hingga berita ini diturunkan, mereka masih dalam proses pemeriksaan di Mapolres Polewali Mandar.
Kapolres Polewali Mandar, AKBP Gusti Ngurahrai Mahaputra saat dikonfirmasi, Sabtu (30/1) via ponselnya menjelaskan, tujuh warga termasuk salah seorang diantaranya Syamsuddin, (28 thn) yang mengaku sebagai
Nabi Khaidir selaku pimpinan mereka.
Awalnya, polisi hanya ingin meminta keterangan berdasarkan laporan warga setempat yang mengaku resah. Namun, dia terpaksa diamankan karena membuat perlawanan.
Menurut laporan warga, beberapa hari ini mereka tidak bisa berkebun karena dilarang melintasi areal tanah atau kebun pengikut aliran Puang Malea yang diyakini titisan Nabi Khaidir.
Pengikut aliran Puang Malea ini membatasi tanah atau lahannya dengan cat merah di pohon dan batu sebagai tanda larangan warga melintas.
"Dari hasil penyelidikan sementara ini, didapatkan bukti aliran tersebut menyimpang. Sebagaimana juga hasil keputusan rapat dengan pihak Departemen Agama, MUI dan Kejaksaan," kata Kapolres Polewali Mandar.
Indikasi penyimpangan aliran Puang Malea antara lain, meski mengaku Islam dan berkitab Alquran ini, kiblatnya ke arah Selatan bukan ke Barat.
Syahadatnya juga ada tiga macam, yakni syahadat tubuh, syahadat nyawa dan syahadat hati dengan lafadz berbeda. Kitab aliran ini tetap Alqur'an hanya saja menggabungkan ajaran dari semua kitab yakni Taurat,
Zabur dan Injil.
Dalam aliran ini juga dikenal istilah nikah batin dengan penobatan ijab qabul menggunakan lafadz huruf A untuk suami, lafadz huruf I untuk istri dan lafadz huruf U untuk imam.
Selain Syamsuddin yang meyakini dirinya titisan Nabi Khidir, enam orang pengikutnya yang diamankan polisi masing-masing Rizal selaku imam yang biasanya menikahkan pengikutnya, Miri alias Baba, Umar
alias Pua Ancu, Mahmuddin, Bundu dan Nasdah (perempuan, red.)
Keseharian warga ini bekerja di ladang. "Ke tujuh warga ini diamankan sejak Jumat, 29 Januari kemarin. Dan hingga hari ini belum ada upaya penegakan hukum kecuali upaya persuasif. Mereka masih dimintai keterangan," jelas AKBP Gusti Ngurahrai
Mahaputra seraya menambahkan, aliran ini belum sempat berkembang luas.
Diperkirakan masih sekitar 10 orang. Dan selanjutnya jajaran Depag Polewali MAndar yang turun lapangan melakukan pembinaan.
Syamsuddin sang pemimpin aliran Puang Malea, diketahui adalah alumni IAIN Alauddin Makassar dan jebolan pesantren Kaballangan, Kabupaten Pinrang.
Dari rumahnya diamankan tiga buah Alqur'an dan terjemahannya, satu buah Alqur'an berhuruf Lontara, 21 buku kecil berisi catatan ajaran dan parang.
Minggu, 31 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar