SETELAH berada di Jakarta sejak Minggu (24/1), trofi asli Piala Dunia meninggalkan Jakarta, Rabu (27/1) pagi tadi, melanjutkan turnya ke Kuala Lumpur, kota kelima dari 83 lokasi kunjungan di 29 negara. Indonesia merupakan negara keempat setelah India, Vietnam, dan Thailand.
Di Jakarta, trofi kebanggaan ini mampir Kantor Presiden dan sempat diangkat Presiden Susilo Bambang Yuhoyono (SBY) pada Senin (25/1). Lalu, trofi dipertontonkan untuk umum dan pecinta sepakbola di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (26/1).
Selama di JCC, hanya 10.000 pengunjung yang bisa berfoto dengan trofi yang akan diperebutkan 32 negara peserta pada ajang Piala Dunia Afrika Selatan 2010, 12 Juni hingga 12 Juli mendatang itu. Bagi yang telat, hanya boleh melihat, tak boleh berfoto bersanding trofi.
’’Sama dengan kuota di tiap negara yang dilalui FIFA World Cup Trophy Tour by Coca Cola,’’ ujar Arif Mujahidin, media relations manager Coca-Cola, produsen minuman berkarbonat selaku sponsor resmi perhelatan Piala Dunia 2010.
Mereka juga akan diawasi secara ketat agar tidak berusaha untuk menyentuhnya. ’’Akan selalu ada yang mengingatkan pengunjung untuk tidak menyentuh trofi,’’ tutur Bobby Suardi, Senior Brand Manager Coca Cola Indonesia.
Trofi Piala Dunia tiba di Indonesia melalui Bandara Halim Perdana Kusuma pada hari Minggu lalu sekitar pukul 13.00 WIB dengan kawalan 12 wakil dari FIFA. Tak jelas, siapa di antara 12 orang itu yang secara khusus membawa trofi karena seluruhnya berkopor besar. Untuk diketahui, trofi Piala Dunia sudah dua kali menyinggahi Jakarta. Sebelum ini, dilakukan menjelang Piala Dunia 2006 Jerman.
Trofi Piala Dunia memiliki tinggi 36,8 cm dengan berat 6,175 gr. Trofi yang kali pertama dipakai pada Piala Dunia 1974 itu terbuat dari emas 18 karat. Dasar trofi sendiri terbuat dari mineral bernama malachite dan dibagian bawahnya terukir tahun dan negara-negara pemenang.
Menurut Bobby Suadi, trofi yang didatangkan ke Indonesia merupakan trofi asli dan bukan replika. Untuk itu, pihaknya melakukan penjagaan super ketat termasuk mengantisipasi datangnya ribuan orang yang ingin melihat trofi itu dari dekat.
Pengamanan Ketat
Ketatnya pengamanan tak hanya saat trofi dipamerkan. Menurut pantauan Surabaya Post setidaknya ada 11-12 orang yang berugas untuk mengamankan trofi ini. Di antara mereka ada dua orang yang ditugaskan untuk terus mengamati trofi tersebut. ’’Ada dua petugas yang matanya tidak akan pernah lepas dari trofi ini,’’ papar Bobby Suardi.
’’Kami tidak bisa menyampaikan secara detail mengenai pengamanan terhadap trofi ini. Namun kami memastikan trofi ini berada dalam pengawalan dan pengamanan yang ketat,’’ kata juru bicara FIFA, Lingling Liu, yang ikut mendampingi perjalana trofi Piala Dunia itu kebeberapa Negara.
Di Indonesia, hanya Presiden SBY yang berkesempatan menyentuh dan mengangkat. Setelah mengangkatnya, SBY pun langsung terinspirasi untuk merevitalisasi sepakbola nasional. SBY menyatakan mimpi-mimpinya bahwa tim Indonesia bisa berpartisipasi di Piala Dunia atau minimal Piala Asia setelah 10-15 tahun mendatang.
’’Indonesia mendapat kehormatan kedatangan trofi Piala Dunia. Saya berharap bisa memberikan inspirasi untuk meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia,’’ kata presiden.
Dikatakan, peluang Indonesia untuk suatu saat lolos ke putaran final Piala Dunia masih terbuka. "Masa-masa itu akan membawa kebahagian kita," katanya.
Sebelumnya, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenegpora) secara simbolis membuka tirai trofi Piala Dunia. Mantan juru bicara kepresidenan itu juga mendapat kesempatan pertama berfoto di sebelah trofi bersama Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan petinggi Coca Cola.
Menurut Bobby Suardi, di luar tim juara memang hanya Presiden yang diperkenankan menyentuh langsung trofi Piala Dunia. ’’Pada trofi ini terdapat sidik jari para pemain yang pernah memenangkan Piala Dunia. Karena itu tidak sembarangan yang boleh menyentuhnya,’’ tuturnya.
Saat memindahkan trofi dari lokasi acara di ruang Geerberra, Hotel Mulia, para petugas juga terlihat menggunakan sarung tangan. Tak hanya itu, saat akan membawanya ke luar panggung, panitia menutupi dengan kain putih yang dibentangkan.
’’Pengamanan untuk trofi ini sangat ketat. Saat dalam perjalanan, trofi ditempatkan dalam satu pesawat yang dicarter dan hanya diisi oleh perwakilan FIFA, Coca Cola dan panitia lokal,’’ ungkap Bobby Suardi lagi.
Senang Foto Bersama
Meski hanya bersanding sedetik di samping Tropi Piala Dunia saat pengambilan gambar, ribuan pengunjung yang menyaksikan dari dekat piala kebanggaan sepakbola sejagad yang sejak Minggu hingga Selasa singgah di Jakarta itu merasa puas. Ini terjadi di Jakarta Convention Center, Senayan.
Penyelenggara FIFA World Cup Tour by Coca Cola mulai membuka loket antrean pada pukul 10.00 WIB. Antrean pun sudah mulai terlihat di pintu masuk Assembly Hall.
Menurut Media Relations Manager, Arif Mujahidin, para pengunjung yang sudah datang sebagian besar adalah undangan. Mereka terdiri atas karyawan dan karyawati PT Coca Cola, anak sekolah serta undangan lainnya. Sementara untuk umum dibuka mulai siang hingga petang.
’’Para undangan memang mendapat prioritas karena tidak perlu membeli produk Coca Cola untuk mendapatkan tiket masuk. Yang pekerja kami beri kesempatan pada siang hingga malam hari,’’ ujar Arif.
Panpel memang membuat ruangan sedemikian rupa sehingga antrean penonton berlangsung tertib. Begitu masuk arena, pengunjuung sudah disuguhi dengan berbagai macam games yang keseluruhannya banyak terkait dengan sepakbola.
Sementara itu, sebelum menuju lokasi trofi, pengunjung juga akan melewati bebagai ruangan yang menyajikan beragam pertunjukan. Mulai pojok Indonesia Soccer Corner, South Africa, Stadium dan film tiga dimensi. Setiap tempat berkapasitas 200 pengunjung. ’’Ruangan-ruangan ini juga berfungsi sebagai tempat antrean bagi para pengunjung agar tidak membludak saat sampai di lokasi trofi,’’ ujar Arif.
Sementara itu salah seorang pengunjung, Irwansyah, siswa salah satu sekolah menengah umum mengaku sangat bergembira memperoleh kesempatan berfoto dengan tropi Piala Dunia yang dalam waktu dekat akn menjadi rebutan 32 negara dari lima benua itu. "Lumayan, ini kesempatan langka. Foto ini akan saya simpan untuk kenang-kenangan," ujarnya.
Hal sama dikemukakan seorang murid SMU, Golfiano Anugrah. Ia mengaku senang bisa melihat langsung tropi Piala Dunia. Ini merupakan kali pertama bagi Anugrah ini berdekatan dengan lambang supremasi sepakbola dunia itu. "Saya sangat senang bisa berfoto dengan tropi Piala Dunia. Saya sebelumnya tidak pernah bermimpi bisa sedekat ini dengan tropi Piala Dunia itu meski hanya sebentar. Saya puas bisa melihatnya dari dekat," katanya. *
0 komentar:
Posting Komentar