Ini cara polisi meredam keganasan demonstran. Bagi air minum dan permen. Taktik itu cukup jitu dalam menanggani pengunjuk rasa yang memperingati 100 hari pemerintahan SBY-Boediono, Kamis kemarin.
Seorang polisi lalu lintas, kepada VIVANews menuturkan bahwa selama ini polisi yang berbaris menangani unjuk rasa memang identik dengan tameng, tongkat, dan gas air mata. Dalam unjuk rasa kemarin, gas dan air mata itu tidak dipakai.
Kepada demonstran yang berpekik di Bundaran Hotel Indonesia, kata sang polisi, mereka membagi aqua dan permen. Sang polisi mengaku senang, karena sejumlah demonstran menerima tawaran itu sembari tersenyum.
Demonstrasi peringatan 100 hari pemerintahan Presiden SBY yang berlangsung kemarin dilakukan secara serentak di hampir semua kota besar di Indonesia.
Ada kelompok yang pro dan kontra terhadap kinerja SBY-Boediono. Tapi yang dominan turun ke jalan hari itu ialah mereka yang mengritik pencapaian pemerintah selama 100 hari. Mereka menilai program-program prioritas, seperti pemberantasan korupsi, menyejahterakan rakyat, sama sekali belum tuntas.
Memang ada insiden anarkis dalam aksi itu, misalnya di Makassar. Namun, kerusuhan massal seperti dikhawatirkan banyak pihak toh tidak terbukti. Itu terjadi juga karena peran polisi yang menaruh simpati pada aksi demo.
Minggu, 31 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar