VIVAnews - Menteri Keuangan Sri Mulyani hari ini, Rabu 13 Januari 2010 menjelaskan dampak krisis pada Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century.
Dijelaskan Sri Mulyani, sebagai ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dia bertugas mencegah dan menangani krisis - yang jadi dasar penyelamatan Bank Century.
"Apa yang dicegah? Yaitu krisis," kata dia di depan Pansus, di Gedung Dewan, Senayan, Jakarta, Rabu siang.
Menurut Sri Mulyani, ancaman krisis saat itu adalah riil. Bahwa perekonomian Amerika Serikat jatuh, bahwa 100.000 orang terancam PHK, dan bahwa ada krisis kepercayaan perbankan.
"Yang kami hadapi adalah sebuah kondisi perekonomian yang diancam akibat krisis global," kata Sri Mulyani.
Para ekonom, kata Sri Mulyani, saat itu juga sepakat bahwa kondisi perekonomian Indonesia krisis. Para ekonom itu ada juga yang saat ini duduk di Pansus Bank Century.
"Salah satunya, Maruar Sirait, yang menyatakan pemerintah harus bertindak cepat guna mengantisipasi krisis yang sudah melanda pasar modal meluas ke perbankan," kata dia.
Kemudian, ada Drajad Wibowo yang mengatakan harus ada manuver politik segera meredam krisis. Negara harus melakukan penyelamatan.
"Dikhawatirkan kecemasan masyarakat. Pemerintah makin urgent melakukan penjaminan penuh atas simpanan masyarakat di perbankan," kata Sri Mulyani, menirukan pernyataan Drajad.
Dia juga menyampaikan kepada Pansus, pernyataan ekonom Bambang Soesatyo, yang saat ini duduk dalam Pansus.
"Kebijakan mendasar harus diputuskan. Tidak dalam hitungan hari, tapi jam atau menit. Terlambat sedikit saja bisa menghancurkan pasar keuangan," kata Sri Mulyani, menirukan perkataan Bambang Soesatyo.
Kamis, 14 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar