Breaking News
Loading...
Kamis, 14 Januari 2010

Gempa Haiti Tewaskan 16 Staf PBB


NEW YORK--MI: PBB, Rabu (13/1) mengatakan, sedikitnya 16 anggota misi perdamaiannya di Haiti tewas, akibat tertimpa bangunan markas besar dan bangunan lainnya yang runtuh menyusul gempa bumi 7,0 SR mengguncang negara tersebut, Selasa (12/1). Diperkirakan korban tewas akan bertambah.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan 11 warga Brasil, tiga Jordania, satu Argentina, dan satu warga Kanada tewas. Susana Malcorra, seorang pejabat senior penjaga perdamaian PBB, menyebutkan pada awalnya jumlah mereka yang terluka 56 orang.

Kepala penjaga perdamaian PBB Alain Le Roy menyatakan korban tewas PBB itu diperkirakan akan bertambah dengan cepat ketika para pekerja pertolongan melakukan pencarian dii reruntuhan markas lima lantai itu dan bangunan lainnya. "Jumlah korban tewas dan cedera itu akan sangat tinggi," ujarnya pada wartawan.

Le Roy dan Malcorra menjelaskan sekitar 150 anggota staf PBB masih hilang, di antara mereka kepala misi penjaga perdamaian PBB di Haiti (MINUSTAH), Hedi Annabi, dan wakilnya.

Presiden Haiti Rene Preval menyatakan bahwa Annabi, seorang warga Tunisia yang diperkirakan berusia 65 tahun, telah dipastikan tewas, tapi para pejabat PBB menyampaikan keraguan pada ucapannya itu.

"Kami menyadari laporan berita yang dikaitkan dengan Presiden Preval bahwa Annabi dipastikan telah tewas itu," kata jurubicara penjaga perdamaian PBB Nicholas Birnback.

"Kami telah berhubungan dengan misi PBB di Haiti ... dan dengan misi tetap Haiti untuk PBB, dan tak ada yang bisa mengkonfirmasi informasi itu," jelasnya, dan menambahkan bahwa badan dunia itu telah meminta klarifikasi mengenai pernyataan Preval tersebut.

Le Roy mengatakan Annabi berada di bangunan itu pada saat gempa dan bahwa ia diduga termasuk di antara mereka yang terperangkap dalam reruntuhan markas besar MINUSTAH.

Juru bicara PBB Martin Nesirky mengatakan kerusakan negara itu sangat luas dan "puluhan, jika tidak ratusan ribu rumah" rusak akibat gempa, yang melanda Selasa sore.

Misi PBB itu bermarkas besar di bekas Hotel Christopher di Ibu Kota port-au-Prince, tempat staf administrasi bekerja. Sebagian besar dari 9.000 tentara dan polisi MINUSTAH tinggal di tempat lainnya.

Kepala urusan kemanusiaan PBB John Holmes mengatakan sebelumnya bahwa antara tiga juta dan 3,5 orang yang tinggal di wilayah itu terpengaruh oleh goncangan keras pada saat gempa itu dan gempa susulannya. Tidak jelas berapa banyak orang yang tewas. "Laporan awal memberi kesan jumlah korban tinggi," kata Holmes. Preval menyatakan ia mendengar korban tewas seluruhnya diperkirakan sebanyak 50.000 orang.

Prioritas utamanya, kata Holmes, adalah operasi pencarian dan pertolongan untuk menemukan dan menarik orang-orang yang terkubur. Ia memaparkan sebuah tim China telah tiba di bandara di Port-au-Prince dan bahwa dua tim AS diperkirakan tiba Rabu malam.

Tim pencarian dan pertolongan lagi yang diperkirakan akan tiba dari Prancis, Islandia dan tetangga Haiti, Republik Dominika, dalam waktu dekat, jelasnya.

Sekjen PBB Ban Ki-moon menjelaskan ia telah mengirim wakil Le Roy, Edmont Mulet, ke Haiti. Le Roy menambahkan Mulet akan tiba dan mengambilalih sebagai penjabat kepala MINUSTAH Kamis ketika para pekerja bantuan mencari Annabi.

Sekjen PBB itu juga mengatakan 10 juta dolar akan dikeluarkan dengan segera dari dana tanggap darurat pusat badan dunia itu guna membantu upaya bantuan.

Holmes menyatakan PBB akan melancarkan seruan kilat untuk mengumpulkan lebih banyak dana untuk Haiti dalam beberapa hari kedepan. Ban mengatakan badan dunia itu kemudian akan mengadakan konferensi donor untuk membantu Haiti pulih dari gempa. (Ant/OL-02)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan