Senin, 04 Januari 2010 | 12:53 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Garuda Indonesia mengatakan pihak PT Freeport Indonesia, lewat Kepala Bandar Udara Timika, Moses Kilangin, meminta flag carrier Indonesia itu menyampaikan permohonan maaf.Juru Bicara PT Garuda Indonesia Pujobroto, Senin (4/1), mengatakan pihak Freeport, lewat kepala bandara Timika, meminta Garuda meminta maaf. Tapi Garuda menolak. "Untuk apa kami minta maaf? Kami sudah sesuai prosedur kok," katanya.
Insiden Garuda dengan Freeport terjadi setelah maskapai nasional itu tidak diberi bahan bakar di Timika pada Minggu (3/1) sehingga pesawat mereka mesti isi bahan bakar di Biak.
Soal tidak diberi bahan bakar ini sudah dicabut pada Senin (4/1) tapi, pihak bandara Timika tidak memberi penjelasan alasan penolakan pemberian bahan bakar maupun saat mencabutkan.
Garuda menduga hal ini terkait kejadian sehari sebelumnya, saat Garuda GA 652, yang mestinya terbang dari Denpasar ke Timika, singgah di Jayapura karena cuaca buruk.
Di Jayapura, rombangan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Armando Mahler, yang dijadwalkan naik GA 653, ingin pindah ke GA 653. Keinginan ini ditolak oleh Kapten Manotar Napitupulu karena membutuhkan waktu mengurus dokumen.
Pujobroto mengatakan, "Kami justru memenuhi prosedur dengan tidak mengangkut penumpang yang tidak sesuai manifes."
Akibat penolakan itu pesawat Garuda GA 652 tidak diizinkan mengisi bahan bakar setibanya di Timika. Pesawat Garuda terpaksa mengisi bahan bakar di Biak.
0 komentar:
Posting Komentar