INILAH.COM, Jakarta - Penulis buku 'Hanya Fitnah dan Cari Sensasi, George Revisi Buku' Setiyardi Negara mengakui buku yang dibuat sebagai resensi atas buku karangan George Junus Aditjondro 'Membongkar Gurita Cikeas' telah kebanjiran pesanan bahkan sebelum buku itu diluncurkan ke publik.
"Rencana awal hanya akan mencetak 5.000 eksemplar, namun akhirnya kami putuskan mencetak 10.000 eksemplar, karena banyaknya pesanan yang masuk," kata Setiyardi saat peluncuran buku itu di sebuah hotel di Jakarta, Rabu (6/1).
Setiyardi yang mantan wartawan Tempo ini mengatakan sejumlah toko buku, agen penjualan buku dan sejumlah partai politik telah memesan buku yang dijual dengan harga Rp15.000 itu dalam jumlah cukup besar.
"Bahkan ada yang belum melihat bukunya tetapi sudah memesan dan tanpa konsinyasi," katanya.
Buku tipis dengan 31 halaman itu, menurut Setiyardi memang dibuat dengan tujuan awal bisnis sehubungan dengan perusahaan penerbitan yang dimilikinya. Namun, unsur untuk menyebarkan informasi yang benar kepada masyarakat juga merupakan harapan yang dimuat dari buku ini.
Setiyardi juga membantah bahwa buku ini dibuat atas pesanan orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena dirinya dinilai dekat dengan sejumlah staf khusus Presiden.
"Saya tidak kenal dengan Presiden SBY dan buku ini dibuat juga bukan untuk membela kepentingan SBY," tambahnya.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Soeyanto yang menjadi pembahas buku itu mengatakan, persoalan apakah buku itu dipesan oleh pihak tertentu seharusnya bukan menjadi masalah, karena yang sebaiknya menjadi pembicaraan adalah isi dari buku itu.
"Kalau soal pesanan, kita juga seharusnya menanyakan pada George, apakah dia menulis buku itu karena pesanan juga atau bukan," katanya.
Dalam bukunya, Setiyardi menilai buku yang ditulis George dengan melihat metodologi dan isi dari buku tersebut yang banyak menyatakan kesimpulan yang konspiratif, serta tidak masuk akal.
"Metodologi cara berpikir dalam buku itu sangat melompat-lompat dan konspiratif, yang justru menumpulkan cara berpikir George sendiri. Mungkin info awalnya benar tetapi kesimpulannya melenceng," katanya.
Sementara mengenai isi buku, Setiyardi mengatakan banyak hal yang tidak masuk akal seperti yang ditulis George dalam kata pengantar yang menyebutkan bahwa dana talangan Bank Century sebesar Rp6,7 triliun dipakai oleh Tim Sukses SBY tanpa penjelasan atau verifikasi data apapun.
Soeyanto menilai buku resensi karangan Setiyardi meskipun bukan sebagai karangan ilmiah, diharapkan bisa menjadi pelengkap buku karangan George sehingga bisa menjadi referensi masyarakat dalam mencari kebenaran pada proses demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia. [*/cms]
Rabu, 06 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar