Breaking News
Loading...
Minggu, 09 Mei 2010

Dari Goresan Tokoh hingga Kota Tua Surabaya


Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2010 di Balai Pemuda resmi dibuka, Jumat (7/5). Berbagai keunikan disuguhkan seniman lukis Indonesia dalam pameran yang berlangsung hingga 17 Mei mendatang.
Sekitar 400 pelukis ambil bagian dalam pasar seni yang tidak hanya memamerkan karya mereka, tapi juga menjual lukisan yang dipamerkan serta unjuk kebolehan masing-masing di hadapan pengunjung. Salah satunya Sabar Subadri, pelukis menggunakan kaki asal Salatiga.
Menjelang pembukaan PSLI 2010, Jumat sore, Sabar sempat mendemokan keahlian melukis menggunakan kaki kanan. Ia memperbaiki salah satu lukisan karyanya yang bergambar seorang balerina. “Lukisan ini bukan lukisan baru, saya sudah lama membuatnya. Ini hanya memperbaiki saja,” kata Sabar sembari menyapukan kuas ke kanvas.
Sejumlah lukisan dibawa Sabar dari Salatiga untuk dipamerkan dan dijual di PSLI 2010. Harganya juga bervariasi. Mulai kisaran Rp 1 juta hingga Rp 15 juta. Berbeda dengan beberapa pelukis yang bisa melayani permintaan di tempat, Sabar tidak bisa melukis dan menjualnya langsung. Pasalnya, ia butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan sebuah lukisan.
“Biasanya saya butuh waktu satu bulan untuk lukisan berukuran besar. Tapi kalau ukuran kecil sekitar 20x30 cm bisa saya selesaikan dalam dua hari,” kata Sabar yang bergabung di Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA).
Lukisan dari berbagai aliran bisa dinikmati dan terbuka untuk dibeli pengunjung di PSLI. Ada yang memamerkan lukisan beraliran realis naturalis. Namun ada pula yang abstrak. Selain itu, kemasan dan objek lukisan juga beragam. Seperti Totok S yang membingkai lukisannya menggunakan potongan-potongan kayu.
Sementara David Sutjahjono dari Yonney Gallery mengusung tema khusus untuk lukisan yang dipamerkan dan dijual. Ia hanya membawa lukisan dengan objek kota tua Surabaya. Seperti Jembatan Merah dengan latar belakang Gedung Cerutu serta bangunan-bangunan tua di Jl Veteran.
“Saya memang ingin menghadirkan sesuatu yang beda dan spesifik. Jadi jika ada yang menginginkan lukisan dengan suasana kota lama, mereka bisa mencarinya di sini,” kata David.
Semula dijadwalkan PSLI 2010 dibuka  Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu. Namun Mari batal hadir dan digantikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf. Wagub yang akrab disapa Gus Ipul ini sangat menyambut baik gelaran seni yang sudah dihelat sejak 2008 ini. PSLI menjadi wadah sempurna bagi para pelukis Indonesia untuk mengembangkan diri mereka.
“Ilmu memberikan kemudahan, sementara seni memberikan keindahan. Keindahan itulah yang sekarang bisa kita nikmati di PSLI,” kata Gus Ipul.
Gus Ipul sendiri mengaku siap memborong lukisan sebanyak-banyaknya di PSLI tahun ini. Terutama lukisan lansekap. “Saya membeli lukisan berdasarkan apa kata hati. Kalau hati saya cocok, pasti saya beli,” kata Gus Ipul. rey

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan