Breaking News
Loading...
Jumat, 16 April 2010

Puncak Hujan Meteor Pada 21-22 April

BANDUNG, TRIBUN- Warga Kota Bandung dan sekitarnya akan bersiap-siap melihat peristiwa yang boleh dibilang langka dan berharga dalam beberapa waktu ke depan.

Peristiwa yang langka dan berharga itu adalah peristiwa terjadinya hujan meteor yang akan terjadi di langit Bandung sebelah utara.

Hujan meteor itu akan terjadi mulai Jumat (16/4) dinihari hingga sepekan ke depan. Hal ini sudah barang tentu akan menjadi tontonan menarik bagi warga awam yang selama ini belum pernah menyaksikan meteor sesungguhnya yang berjatuhan. Apalagi meteor yang jatuh ini bisa disaksikan tanpa menggunakan teleskop namun cukup dengan mata telanjang atau sebuah alat handycam.

Person in Charge Obervatorium Boscha, Evan Irawan Akbar menuturkan, peristiwa meteor jatuh yang akan segera disaksikan warga Kota Bandung dan sekitarnya, sebenarnya meurpakan gejala alam biasa dan bukan sesuatu hal yang luar biasa. Menurut Evan, peristiwa tersebut merupakan siklus tahunan yang selalu terjadi pada waktu dan tanggal yang sama di bulan yang sama. "Jadi bagi kami, hal ini bukanlah sesuatu yang luar biasa. Itu peristiwa biasa yang selalu terjadi, hanya pemandangan alam saja," terang Evan saat ditemui Tribun di Observatorium Boscha, Kamis (15/4). Oleh karena hal tersebut merupakan kejadian alam biasa, pihak Boscha tidak akan melakukan periapan khusus bagi warga umum yang ingin melihatnya melalui teropong milik Boshca. "Tidak, kita tidak ada persiapan khusus. Ini peristiwa biasa jadi kami tidak melakukan persiapan khusus," ujarnya.

Meski demikian, Evan menambahkan, dengan kedatangan meteor jatuh, khalayak umum

Kota Bandung dan sekitarnya, bahkan di beberapa tempat lain di tanah air, bisa melihat satu pemandangan menarik dan berharga yaitu pemandangan meteor jatuh yang selalu terlihat menarik.

Menurut dia, adanya anggapan bintang jatuh itu merupakan persepsi yang wajar beredar di khalayak umum, sebab semua benda angkasa, bagi warga umum identik disebut sebagai bintang.

Sebenarnya, dalam penelitian, benda yang jatuh tersebut bukanlah merupakan sebuah bintang, melainkan hanya sebuah batu-batu yang ada di angkasa yang bentuknya seperti batu biasa di bumi. "Itu bukan bintang. Kalau bintang kan lebih besar dari Bumi bahkan dari matahari sekalipun. Itu hanya batu-batu angkasa saja," katanya.

Batu-batu meteor yang jatuh itu, berasal dari gugus bintang Lyra yang terletak di langit Bandung sebelah utara. Adapun meteor yang jatuh itu saat ini hanya terdapat sedikit saja yang bisa dilihat dari bumi. "Paling berkisar antara satu meteor per jam. Itu bisa dilihat dengan mata kepala telanjang atau melalui handycam," ungkapnya.

Puncak jatuhnya meteor, menurut Evan, akan mulai terjadi pada 21 dan 22 April atau pekan nanti. Saat itu, meteor yang jatuh akan berjumlah cukup banyak yakni berjumlah sekitar 20 meteor per jam.

Bagi warga umum yang ingin melihat meteor jatuh, baik sebelum dan sesudah tanggal 21 dan 22 April, bisa menyaksikannya pada waktu dinihari sekitar pukul 01.00 hingga waktu subuh. Menurut Evan tidak diperlukan tempat atau peralatan khusus untuk menyaksikan meteor jatuh itu. "Cukup mencari tempat gelap saat dinihari. Kalau tempatnya terang, banyak lampu misalnya seperti di tengah kota, maka tidak akan terlihat. Cari saja tempat yang tingkat kegelapannya paling tinggi," sarannya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan