Breaking News
Loading...
Sabtu, 10 April 2010

Gempa Berkekuatan 7,2 SR Guncang Aceh

BANDA ACEH - Gempa hebat berkekuatan 7,2 skala Richter (SR) mengguncang Aceh kemarin pagi (7/4). Gempa tektonik itu merupakan yang terbesar pascagempa dan tsunami yang memorak-porandakan tanah Serambi Makkah dan sejumlah negara lain di Asia pada Desember 2004.

Belum ada laporan tentang jatuhnya korban jiwa dalam musibah tersebut. Berdasar informasi yang didapat Rakyat Aceh (Jawa Pos Group), sedikitnya 21 warga terluka dan dilarikan ke rumah sakit. ''Pemerintah akan menanggung semua biaya perawatan para korban yang tertimpa bencana,'' ujar Wakil Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Muhammad Nazar.

Nazar menuturkan, pihaknya bersama pemerintah kabupaten/kota masih mengidentifikasi kerusakan fasilitas dan bangunan fisik di daerah gempa. ''Kami mendapat laporan soal sejumlah rumah dan bangunan yang rusak serta warga luka-luka. Tapi, tidak sampai ada yang mengungsi ke tempat lain,'' kata Ketua Satkorlak Penanggulangan Bencana (PB) Provinsi NAD itu.

Gempa kali pertama mengguncang sekitar pukul 05.15. Badan Geologi AS (USGS) semula menyebutkan, gempa tersebut berkekuatan 7,7 SR dan berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Tetapi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian menyatakan gempa berkekuatan 7,2 SR.

Kepala Stasiun Meteorologi dan Geofisika Mata Ie, Aceh Besar, Syahnan kepada Rakyat Aceh menjelaskan bahwa gempa berpusat di 2.33 LU - 97.02 BT dengan episentrum (titik pusat) berada di laut dengan kedalaman 34 km tenggara Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue. Getaran gempa juga terasa di Sumatera Utara hingga Riau.

Menurut Syahnan, setelah gempa pertama, terjadi gempa susulan hingga empat kali dengan intensitas lebih kecil. Seismograf mencatat terjadi gempa susulan hingga durasi satu jam atau sampai pukul 07.00. Kekuatan gempa susulan itu 2-4 SR.

''Kami menginformasikan potensi tsunami kepada masyarakat setelah gempa pertama. Namun, setelah ditunggu perkembangannya beberapa saat, peringatan dicabut karena ternyata tidak terjadi tsunami,'' tutur Syahnan.

Peringatan tsunami menimbulkan kepanikan warga di pesisir Aceh. Mereka khawatir dampak gempa kali ini menyerupai musibah tsunami enam tahun lalu. Warga Simeulue ramai-ramai menuju dataran tinggi untuk mencari lokasi yang aman.

Sarina, warga Gampong Suka Jaya, Simeulue, menyelamatkan diri bersama suami dan anaknya dengan menempuh perjalanan 1,5 km menuju dataran tinggi di Jalan Baru. ''Kami masih trauma dengan tsunami pada 2004,'' ujar Sarina. Di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, warga menjauh dari bibir pantai karena khawatir terjadi tsunami.

Akibat gempa, aktivitas di Simeulue terhenti total. Roda pemerintahan dan kegiatan belajar mengajar di sejumlah tempat pendidikan tidak bisa berlangsung. Sekitar enam kantor pemerintahan rusak parah. Di Kabupaten Aceh Barat Daya, sejumlah rumah warga roboh.

Kerusakan paling parah akibat gempa terjadi di Kecamatan Teupah Selatan, Kabupaten Simeulue, yang berjarak sekitar 150 km dari lepas pantai barat Aceh. Selain merusak dan menghancurkan bangunan, gempa itu mengakibatkan aliran listrik terputus.

Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, sempat gelap gulita. Sedikitnya 12 warga luka. Empat orang di antara mereka terluka serius. Seluruh korban dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Simeulue untuk mendapatkan perawatan.

Sejumlah warga di Aceh Singkil juga dilaporkan menjadi korban. Sejumlah bangunan, tempat ibadah, dan jalan di wilayah pantai barat Aceh itu juga rusak.

Aliran listrik di Aceh dan Sumut sempat terganggu akibat gempa. Di pantai timur Aceh, listrik padam akibat naiknya endapan lumpur dalam tangki PLTU Sinacang di Beulawan, Sumut. ''Saat gempa, terjadi guncangan hebat sehingga endapan lumpur naik dan pembangkit dimatikan untuk menghindari kerusakan fatal,'' kata Deputi Manajer Komunikasi dan Hukum PLN Wilayah Aceh Said Mukarram.

Sejak pukul 9.00, ungkap dia, secara bertahap sistem kelistrikan berjalan lagi dan pada pukul 10.40 listrik kembali pulih karena mesin pembangkit mulai dihidupkan. Secara bertahap, pasokan listrik dari Sicanang, Belawan, normal kembali.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan