Breaking News
Loading...
Selasa, 20 April 2010

Pesawat Tabrak Motor,Dua Pengendara Tewas

ImageHANCUR: Sejumlah taruna STPI Curug melihat pesawat latih mereka yang hancur setelah menabrak pengendara motor yang melintas di runway lapangan terbang Curug, Tangerang, Banten, kemarin.

TANGERANG (SI) – Sebuah pesawat latih jenis Tobago-10 milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug menabrak pengendara sepeda motor ketika sedang landing di Lapangan Terbang Boediarto, Curug, Kabupaten Tangerang sekitar pukul 08.45 WIB kemarin. Akibatnya, dua pengendara motor Honda Vario B 3924 NBQ yang berboncengan langsung tewas di tempat kejadian.

Dua pengendara motor nahas itu adalah Jopie Hermawan,16,seorang siswa kelas 1 SMK Bhakti Aninya, Legok, Jurusan Teknik Komputer Jaringan dan Azzumar, 24, karyawan minimarket Alfamart Legok,warga Pasar Rawu Timur, RT 04/21 Kelurahan Cimuncang, Serang,Banten. Sedangkan dua awak pesawat mengalami luka serius. Mereka adalah Teeza Aria Putra (instruktur penerbang) dan siswa taruna STPI angkatan ke-62 Sephazka Abdillah, 19.Keduanya kini harus menjalani operasi di RS Siloam Lippo Karawaci. Teeza, merupakan warga Griya Parung D-1 No.9 RT1/4 Parung Panjang, Bogor, menjalani operasi patah tulang di bagian kaki. Adapun Sephazka yang tinggal Perumahan Taman Asri Blok H-2 Kelurahan Gaga,Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, harus menjalani operasi di bagian kepala.

Insiden terjadi di landasan pacu (runway) 30 (timur) saat pengendara motor Honda Vario B 3924 NBQ melintasi runway. Menurut Ketua STPI Curug Darwis Amini,pada saat yang sama pesawat latih bernomor lambung PK-AGU berkecepatan 300 km per jam menukik ke bawah untuk landing di runway30. “Akibatnya, sepeda motor tersebut tersambar sayap sebelah kiri pesawat sehingga badan pesawat terpelanting dan terguling hingga radius 100 meter,”jelasnya. Darwis mengaku heran bagaimana tiba-tiba ada sepeda motor yang melintas di runway. Dia juga mempertanyakan kenapa pihak Lapangan Terbang Boediarto tidak menutup pagar lapangan terbang. Seharusnya, berdasarkan ketentuan yang berlaku,landasan pacu harus steril dari aktivitas publik. Kepala Lapangan Terbang Boediarto, Agus Santoso, hingga tadi malam belum bisa dimintai konfirmasi.

Ponselnya yang biasa dihubungi wartawan tidak diaktifkan. Sementara Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bambang Supriyadi Ervan menjelaskan, lapangan terbang sebenarnya sudah dipagari kawat setinggi dua meter. Walau demikian,masih banyak masyarakat sekitar lapangan terbang yang menerobos masuk ke landasan pacu untuk mempersingkat jarak tempuh melewati kampung seberang.“ Walaupun sudah diperbaiki (pagar kawatnya),masyarakat tetap saja merusak dan menerobos masuk ke landasan pacu,”kata Bambang. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kemarin telah menerjunkan tim investigasi untuk meneliti lebih lanjut penyebab kecelakaan pesawat.

“Pesawat sudah ditarik ke hanggar dan kami telah menurunkan tim investigasi KNKT yang diketuai Toos Sanitiyoso,” kata juru bicara KNKT JA Barata di Jakarta. Tim investigasi KNKT akan mengumpulkan fakta-fakta di lapangan dalam waktu kurang lebih dua hari. Hasil dari investigasi KNKT tersebut secepatnya akan dikirimkan ke STPI. Kasat Reskrim Polres Metro Kabupaten Tangerang,Komisaris Arif Setiawan, mengaku pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan KNKT.“Kami masih menunggu penyelidikan dari KNKT, apakah dalam peristiwa itu ada unsur kelalaian atau tidak,”katanya.

Berdasarkan pantauan di lapangan terbang yang biasa dimanfaatkan Nusa Flying School,Fly Training, Badan Kalibrasi Penerbangan, masyarakat umum bisa masuk ke areal nonpublik karena di lapangan terbang itu terdapat beberapa jalan setapak.Dengan adanya jalan setapak ini,masyarakat tidak perlu melalui gerbang utama bila ingin masuk ke dalam lapangan terbang. Maryani, ibunda Azzumar, saat di RSUD Kabupaten Tangerang mengaku kehilangan tulang punggung keluarga.Menurutnya,Azzumar adalah anak ketiga dari enam bersaudara.Dari enam bersaudara itu hanya tiga yang telah bekerja. Itu pun yang kedua baru saja bekerja.

Meski dipindahkan dari Serang ke Tangerang,Azzumar tetap setia bekerja di Alfamart. “Ya memang meski gajinya kecil, dia mampu membuat keluarga ini tetap bertahan setelah dia membangun sebuah warung kelontong di depan rumah,”ujar Maryani. Dengan kondisi seperti itu, keluarga Azzumar meminta pihak lapangan terbang bertanggung jawab. Mereka beranggapan peristiwa itu terjadi karena adanya jalan tembus dari arah Legok hingga keluar lapangan terbang. Triwidarti,adikAzzumar,mengaku mendapat firasat kehilangan sandal sebelum kakaknya mendapat musibah. “Anehnya saya merasakan kaki kiri saya ini sakit.

Sakit sekali,”sebut Triwidarti seraya menangis dan memeluk ibunda. Sementara itu, Nia Kurnia, 32, kakak Yopi Hermawan, mengaku keluarga tidak mempunyai firasat akan ditinggal anak bungsu tersebut selamanya.“Tapi kedua orang tua kami telah ikhlas melepas kepergian Yopi,”katanya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Obrolan