JAKARTA (Bisnis.com): Maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines harus mengatur kembali operasional pesawatnya di sejumlah rute di Papua setelah pesawat jet Boeing 737-300 registrasi PK-MDE mengalami kecelakaan Bandara Rendani Manokwari Papua Barat.
Direktur Operasi Merpati Nikmatullah Rahmatullah Zaman mengatakan kecelakaan itu menyebabkan operasional maskapainya terganggu karena hanya didukung sebanyak 13 pesawat jet dan sekitar 10 pesawat baling-baling.
"Operasional sedikit terganggu tetapi pesawat yang tersisa harus bekerja lebih keras lagi," katanya hari ini.
Menurut dia, pihaknya mengubah operasional pesawat jet yang tersisa di sejumlah rute untuk mengambil-alih penerbangan yang dilayani pesawat B737-300 PK-MDE.
Nikmatullah memperkirakan pesawat itu tidak bisa dioperasikan lagi setelah struktur pesawat mengalami patah di tengah setelah tergelincir keluar landas pacu Bandara Rendani.
Dalam kecelakaan pesawat bernomor penerbangan MZ 836 yang membawa 97 orang penumpang dan 6 orang awak, sebanyak 78 orang luka-luka dengan 10 orang mengalami patah tulang.
"Kami belum tahu penyebabnya tetapi bandara licin setelah sebelumnya diguyur hujan," ungkapnya.
Dia menegaskan pihaknya akan menanggung semua biaya pengobatan korban luka yang kini dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut Manokwari dan Rumah Sakit Umum Manokwari.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan menyatakan pesawat mengalami kecelakaan setelah overrun di landas pacu Bandara Rendani.
"Pesawat itu total loss. Pesawat disewa dari lessor Apollo Amerika," kata Bambang.
0 komentar:
Posting Komentar