Liputan6.com, Bandung: Hujan meteor Leonid yang terjadi, Senin dinihari tadi, tergolong besar dibandingkan peristiwa serupa pada 1966. Puncak hujan meteor terjadi pada pukul 01.00 WIB yang ditandai dengan meluncurnya 50 meteor per 13 menit sekali. Selang beberapa menit kemudian, jumlah meteor yang jatuh berkurang menjadi 40 meteor per 40 menit sebelum akhirnya awan tebal menutupi langit. Demikian diungkapkan Kepala observatorium Boscha ITB Moedji Raharto di Bandung, Jawa Barat, Senin (19/11) siang.
Menurut Moedji, meteor yang bisa diamati dengan kasat mata hanya sekitar 200 buah. Itu pun, harus dilihat dari ketinggian 120 kilometer di atas permukaan bumi. Soalnya, kecepatan meteor berkisar antara 20 hingga 25 kilometer per detik. Sayang, Leonid yang menghujani sejumlah bagian di Asia Tenggara sulit diamati astronom di observatorium Boscha Lembang, Jabar, karena awan tebal dan rintik hujan.
Buktinya, sejumlah astronom dan mahasiswa ITB yang sudah siap sejak Ahad malam, mengaku kecewa karena tak bisa menyaksikan peristiwa yang terjadi setiap 33 tahun sekali itu. Mereka hanya bisa mengamati kejadian tersebut selama satu jam: mulai pukul 01.48 hingga pukul 02.40 WIB. "Kami hanya bisa melihat meteor yang berukuran besar dan terang saja," ungkap Moedji.
Sementara itu, di Beijing, Cina, Tokyo, Jepang, dan Victoria, Australia, ratusan orang tampak leluasa mengamati hujan Leonid, sekitar tengah malam waktu setempat. Bahkan, di Kota Tirai Bambu sebagian warga memanjat atap kompleks pengamatan antariksa terbesar peninggalan Dinasti Ming 550 tahun silam. Merujuk pada catatan Pusat Pengamatan Antariksa Nasional kota Victoria Timur, kecepatan meteor yang menyeberangi angkasa itu berkisar antara 150 hingga 250 mil per jam. Tapi, warga Sydney dan Canberra tak bisa menyaksikan hujan meteor tadi. Sebab, mendung terus menggantung di kawasan itu sejak Ahad petang.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)
Sumber : liputan 6
Home
»
»Unlabelled
» Hujan Meteor Leonid Tergolong Besar
Hujan Meteor Leonid Tergolong Besar
20.55
0 komentar:
Posting Komentar