H-4 Idul Adha, Harga Gula Turun

Selasa, 24 November 2009 | 00:05 WITA
MAKASSAR, TRIBUN - Sekitar empat hari menjelang Hari Raya Idul Adha 1430 H atau hari raya kurban, yang jatuh Jumat (27/11) nanti, daya beli masyarakat akan kebutuhan barang pokok tidak mengalami peningkatan.


Dibanding beberapa bulan lalu menjelang Idul Fitri, beberapa kebutuhan barang pokok juga turut naik seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat yang cukup drastis. Harga kebutuhan barang pokok stabil. Bahkan harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional cenderung turun. (lihat Harga Sembako Akhir Pekan)
Dari hasil pantauan Tribun, akhir pekan lalu di sejumlah pasar tradisional, yaitu Pasar Sentral Pasar Karuwisi, dan Pasar Terong masih terlihat sepi dikunjungi oleh masyarakat. Keadaan seperti ini terlihat sama dengan hari-hari biasanya.
Sepekan menjelang Idul Qurban, dari pantauan Tribun, harga hewan kurban seperti kambing dan sapi mulai menunjukkan kenaikan harga. Di Pasar-pasar hewan kurban darurat, seperti di Jl Sembilan, Jl Pettarani, Jl Bontoduri, dan di Jl Masjid Raya, harga kurban bervariasi. Kambing per ekornya di kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 2,5 juta. Kambing naik rata-rata Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu.
Sedangkan sapi laik kurban, berada di kisaran harga Rp 6,3 juta hingga Rp 7 juta. "Ini naik sebab banyak yang minta ke Jawa," kata Ramli, seorang pedagang dari Pammolongan, kemarin.
Harga barang pokok pun masih relatif stabil. Beras, telur, tepung terigu, kacang tanah, bawang putih, dan susu kaleng cap bendera masih ditawarkan dengan harga yang sama dengan pekan lalu. Sepinya daya beli masyarakat memang sering dirasakan para pedagang tiap tahunnya jelang hari raya kurban. Dan ini sudah dianggap biasa oleh para pedagang. Menurut mereka, meski omzet yang diperoleh kurang, namun tidak sampai mengalami kerugian.
Beberapa pedagangpun berbagi pengalaman dalam menyikapi sepinya pembeli. Menurut Bakri (43) pedagang di pasar Karuwisi, daya beli masyarakat setiap jelang Idul Adha sama dengan hari-hari biasa. "Memang sepi, tidak seperti dengan Idul Fitri yang sangat meningkat pembelinya. Biasaji ini, memang tiap tahun seperti ini," katanya.
Bulan Terjepit
Salah satu pedagang di pasar Terong, H Said (50), Said mengatakan bahwa fenomena seperti ini memang tiap tahun terjadi. Daya beli masyarakat baru mengalami peningkatan justru setelah Idul Adha. Tradisi, itulah yang juga turut mempengaruhi daya beli masyarakat di bulan yang orang sebut sebagai "Bulan Taccipi". Bulan Taccipi adalah bulan antara Idul Fitri dan Idul Adha.
"Jarang hajatan di bulan Taccipi, seperti acara kawinan, ataupun syukuran. Namanya juga tradisi. Karena tidak ada acara, jadi otomatis daya belinya sama dengan hari biasa. Barupi setelah Idul Adha pasti ramaimi pembeli, cobami pantau nanti," ungkapnya.(cr6/cr7/cr4)

Kesmavet: Hati-hati Beli Kurban!
TIM kesehatan hewan ternak masyarakat veteriner (Kesmavet) mengingatkan warga Ingin melaksanakan kurban pada hari Idul Kurban agar berhati-hati membeli hewan kurban.
"Bagi warga Makassar yang melaksanakan kurban hendaknya berhati-hati membeli hewan kurban yang banyak dijual di berbagai sudut kota karena tim kesehatan tidak bisa memastikan kesehatan ternak tersebut," kata Tim Pemeriksa Kesehatan Ternak Kurban Kota Makassar, Qais Yusuf, di Makassar, Minggu (22/11).
Dia mengingatkan, ternak yang banyak dijual pedagang di pinggir jalan setiap kali menjelang lebaran jarang melalui proses pemeriksaan kesehatan oleh petugas peternakan setempat. "Mereka langsung membongkar ternaknya dari truk. Biasanya mereka datang subuh hari karena kalau pagi hingga malam hari pasti melalui pemeriksaan tim," katanya.
Kebutuhan hewan kurban jelang lebaran sekitar 2.500 ekor, karena itu, selaku koordinator tim yang dibentuk oleh Dinas Kelautan dan Ketahanan Pangan (DKKP) Kota Makassar ingin memastikan hewan kurban tersebut bebas penyakit.(cr6/axa)